Manusia hidup selalu dihadapkan pada berbagai pilihan. Ketika muda kita diharuskan memilih sekolah, setelah selesai kita wajib memilih pekerjaan, lalu memilih tempat tinggal, memilih pasangan hidup, bahkan juga memilih partai politik untuk menyalurkan aspirasi kita. Kadang kita bingung, apa pegangan atau parameter kita dalam memilih ini.
Rasulullah mengajarkan doa yang bisa ditarik hikmah yang dalam. Doa itu sering dibaca orang seusai sholat. Bunyinya, "Allahumma inni as'aluka salamatan fid dien, wa 'afiyatan fi jasadi, wa ziyadatan fi 'ilmi, wabarakatan fi rizqi, wa taubatan qablal maut . ". Doa ini bisa kita jadikan tips memilih ala Rasulullah.
Yang pertama, Salamatan fid din, pilihan itu harus menyelamatkan agama kita. Kita masih bisa mengkaji Islam, masih bisa ibadah, masih bisa menutup aurat, masih bisa menjauhi yang haram dan menjalankan yang wajib, termasuk untuk berdakwah. Rugi kita memilih sekolah yang keren, tapi nanti merusak aqidah kita. Demikian juga dalam memilih tempat kerja, rumah atau jodoh.
Kedua, Afiyat fi jasadi, pilihan itu harus mampu menjaga kesehatan kita; tidak mengikis tubuh kita sedikit demi sedikit tanpa makna. Apa artinya penghasilan tinggi, tapi badan hancur, sampai nggak bisa ibadah lagi, sehingga kebahagiaan tidak berkelanjutan.
Ketiga Ziyadatan fi ilmi, pilihan itu meningkatkan pengetahuan dan pengalaman kita. Kita bergaul atau bekerja tidak untuk makin bodoh. Jadi pilih lingkungan kerja atau pergaulan yang meluaskan wawasan maupun ilmu kita, sebagai bekal amal saleh kita. Karena tiada amal kecuali dengan ilmunya.
Keempat, Barakatan fi rizqi, pilihan itu membawa berkah dalam rizki kita. Rizki kita itu tidak cuma yang berujud materi, tapi juga yang non materi, seperti udara yang segar, suasana aman dan tenang, istri yang shalihah dst. Apa artinya pilihan dengan penghasilan besar dan fasilitas mewah, bila lalu jarang ketemu anak istri, sampai akhirnya rumah tangga seperti neraka .
Kelima, Taubatan qabla maut, pilihan itu masih memberi ruang kepada kita untuk memperbaiki diri, taubat, atau bahkan bila perlu menarik diri (mundur) secara baik-baik, bila ternyata ada sesuatu yang haram atau membahayakan di dalamnya. Ada bidang 'profesi' yang praktis tidak memberi peluang exit seperti ini, misalnya jadi dealer narkoba.
Nah semua ini, dilandasi dengan pengenalan syariat yang shahih, serta niat yang ihlas, insya Allah akan menjadikan kita meraih kebaikan dalam pilihan-pilihan kita. Karena semua ukuran baik-buruk, berkah-tidak, tentu saja tidak oleh ukuran manusia yang picik ini, tapi oleh ukuran-ukuran yang ditetapkan Allah dalam hukum syariatnya.
Allah berfirman: "Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahu, sedang kamu tidak mengetahui." (Qs. 2:216).